Jumat, 27 November 2009

Kanban

Sistem Kanban
Definisi Kanban
Kanban dalam bahasa jepang berarti “Visual record or signal”. Sistem produksi JIT menggunakan aliran informasi berupa kanban yang berbentuk kartu atau peralatan lainnya seperti bendera,lampu dan lain-lain. Sistem kanban adalah suatu sistem informasi yang secara harmonis mengendalikan “produksi produk yang diperlukan dalam jumlah yang diperlukan pada waktu yang diperlukan” dalam tiap proses manufakturing dan juga diantara perusahaan. Menurut Taiichi Ohno, Kanban adalah suatu alat untuk mengendalikan produksi”, yang digunakan dalam mengendalikan aliran-aliran material melalui sistem produksi JIT dengan menggunakan kartu-kartu untuk memerintahkan suatu work center memindahkan dan menghasilkan material atau komponen tertentu.

Persiapan Pra Kanban
Sebelum melakukan sistem kanban perlu dilakukan persiapan-persiapan dengan baik. Dalam SPT, penerapan sistem kanban didukung oleh persiapan-persiapan yang meliputi:
1. Pelancaran Produksi
Pelancaran produksi adalah syarat yang paling penting untuk produksi dengan kanban dan untuk meminimalkan waktu mengganggur dalam hal tenaga kerja, perlengkapan dan barang dalam pengolahan.
Pelancaran produksi memberikan beberapa keuntungan, yaitu memungkinkan operasi produksi menyesuaikan diri dengan cepat terhadap fluktuasi permintaan harian dengan secara rata memproduksi bebrbagai jenis produk setiap hari dalam jumlah kecil dan memungkinkan tanggapan terhadap variasi dalam pesqnan pelanggan tiap hari tanpa menyadarkan diri pada persediaan produk, serta jika semua proses mencapai produksi sesuai dengan waktu siklus, pengimbangan antar berbagai akan membaik dan persediaan WIP dapat berkurang.


2. Memperpendek Waktu Penyiapan
Untuk memperpendek waktu penyiapan perlu dilakukan dua fase penyiapan, yaitu:
a. Fase Penyiapan Eksternal
Yang terlebih daproses awal disiapkan adalah mal, peralatan, cetakan berikutnya dan bahan yang diperlukan.
b. Fase Penyiapan Internal
Fase dimana pekerja harus memusatkan perhatian pada pergantian cetakan, peralatan dan bahan sesuai dengan perincian yang terdapat dalam pesanan berikutnya.

3. Tata Letak Proses
Menurut SPT, tata letak proses dan mesin akan disusun kembali untuk melancarkan aliran produksi berdasarkan sistem Penanganan Proses Ganda (multi-proses holding) dimana pekerja menjadai pekerja fungsi ganda. Dalam suatu lini penanganan proses ganda, seorang pekerja menangani beberapa mesin dari berbagai proses satu per satu; pekerjaan di tiap proses akan berlangsung hanya bila pekerja itu menyelesaikan pekerjaan yang diberikan padanya dalam eaktu siklus yang ditentukan. Akibatnya masuknya tiap unit ke dalam lini diimbangi dengan selesainya unit produk akhir lainnya, seperti dipesan oleh operasi dari suatu waktu siklus.

4. Pembakuan Pekerjaan atau Operasi
Operasi baku menunjukkan operasi rutin yang dilakukan oleh pekerja yang menangani berbagai jenis mesin sebagai pekerja fungsi ganda. Operasi baku rutin ini menunjukkan urutan proses yang harus dikerjakan oleh seorang pekerja dalam proses penanganan ganda di bagiannya. Keseimbangan lini dapat dicapai di antara pekerja dalam bagian ini karena setiap pekerja akan mengakhiri semua proses operasi sesuai waktu siklus.


5. Autonomasi
Autonomasi berarti membuat suatu mekanisme untuk mencegah diproduksinya barang cacat secara masal pada mesin atau lini produk. Untuk mencapai JIT sempurna, unit yang 100% bebas cacat harus mengalir ke proses berikut secara kontinu tanpa terputus. Karena itu pengendalian mutu harus selalu berdampingan dengan operasi JIT dalam seluruh sistem Kanban.

6. Aktivitas Perbaikan
Aktivitas perbaikan adalah suatu unsur pokok dari sistem produksi yang membuat sistem produksi sungguh-sungguh dapat bekerja dengan baik. Tiap karyawan mempunyai kesempatan untuk memberikan saran dan mengusulkan perbaikan lewat suatu gugus kecil yang disebut Gugus Kendali Mutu (GKM). GKM adalah sekelompok kecil pekerja yang mempelajari konsep dan teknik kendali mutu secara spontan dan terus menerus untuk memberi pemecahan masalah di tempat kerja.

Fungsi Kanban dan Aturan Kanban
Fungsi Kanban
Kanban mempunyai dua fungsi utama yaitu sebagai pengendalian produksi dan sebagai sarana peningkatan produksi. Fungsinya sebagai pengendali produksi diperoleh dengan menyatukan proses bersama dan mengembangkan suatu sistem yang tepat waktu sehingga bahan baku, komponen atau produk yang dibutuhkan akan datang pada saat dibutuhkan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan di seluruh workcenter yang ada di lantai produksi, bahkan meluas sampai ke pemasok yang terkait dengan perusahaan. Sedangkan fungsinya sebagai sarana peningkatan produksi dapat diperoleh jika penerapannya dengan menggunkan pendekatan pengurangan tingkat persediaan. Tingkat persediaan dapat dikurangi secara terkendali melalui pengurangan jumlah Kanban yang beredar selama proses produksi.

Menurut Yasuhiro Monden secara terperinci sistem kanban digunakan untuk melakukan fungsi sebagai berikut:
1. Perintah
Kanban berlaku sebagai alat perintah antara produksi dan pengiriman. Kanban yang dituliskan merupakan suatu alamat yang menginformasikan proses sebelum tempat penyimpanan komponen yang telah diolah, dan menginformasikan proses yang sesudah tempat komponen yang dibutuhkan.
2. Pengendalian diri sendiri untuk mencegah over production.
Sistem kanban merupakan mekanisme pengendalian diri sendiri sehingga memungkinkan tiap proses melakukan penyesuaian kecil terhadap pasokan untuk jadwal produksi bulanannya karena adanya fluktuasi permintaan bulanan.
3. Pengendalian Visual
Sistem kanban barlaku sebagai alat untuk pengendalian visual karena bukan saja memberikan informasi numerik, tetapi juga informasi fisik dalam bentuk kartu kanban.
4. Perbaikan Proses dan Operasi Manual
Penggunaan sistem kanban untuk membantu perbaikan operasi sangat dibutuhkan karena peningkatan produktivitas mengakibatkan perbaikan keuangan sehingga memperbaiki perusahaan secara keseluruhan.
5. Pengurangan Biaya Pengelolaan
Sistem kanban juga berfungsi mengurangi biaya manajemen dengan membantu mengurangi jumlah perencanaan menjadi nol.

Teori Antrian

Teori Antrian

Sejarah Teori Antrian

Dalam kehidupan sehari-hari, antrian (queueing atau waiting line), sangat sering dijumpai. Mengantri kadang memang harus dilakukan bilamana sedang menunggu giliran. Teori antrian dikemukakan dan dikembangkan oleh A. K. Erlang, seorang insiyur dari Denmark yang bekerja pada perusahaan telepon di Kopenhagen pada tahun 1910. Erlang melakukan eksperimen tentang fluktuasi permintaan fasilitas telepon yang berhubungan dengan automatic dialing equipment, yaitu peralatan penyambung telepon secara otomatis. Dalam waktu-waktu yang sibuk, operator sangat kewalahan untuk melayani para penelepon secepat-cepatnya, sehingga para penelepon harus antri menunggu giliran, mungkin cukup lama. Persoalan aslinya Erlang hanya melakukan perhitungan keterlambatan (delay) dari seorang operator. Kemudian pada tahun 1917, penelitian dilanjutkan untuk menghitung kesibukan beberapa operator. Dalam periode ini, Erlang menerbitkan bukunya yang terkenal berjudul Solution of Some Problems in the Theory of Probabilities of Significance in Automatic Telephone Exchange. Baru setelah perang dunia kedua, hasil penelitian Erlang diperluas penggunaannya antara lain dalam teori antrian (Supranto, 1987).

Pengertian Antrian

Barisan antrian adalah suatu fenomena alam yang terjadi apabila permintaan terhadap suatu pelayanan pada waktu tertentu melebihi kapasitas pelayanan pada waktu yang sama. Masalah antrian banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari baik di bidang industri maupun di bidang-bidang perdagangan, keuangan, sosial, dan lain-lain. Disamping masalah antrian, masalah sebaliknya juga tidak jarang terjadi, yaitu jumlah server melebihi kapasitas yang diperlukan.

Antrian timbul disebabkan oleh kebutuhan akan layanan yang melebihi kemampuan (kapasitas) pelayanan atau fasilitas pelayanan, sehingga pengguna fasilitas yang tiba tidak bisa segera mendapat pelayanan disebabkan oleh kesibukan layanan. Ketidaksesuaian kapasitas pelayanan dengan jumlah pelayanan dapat menimbulkan kerugian yang diderita baik oleh para pelanggan maupun para pihak yang melayani. Apabila kapasitas dari fasilitas pelayanan lebih kecil daripada jumlah permintaan pelayanan sehingga antrian terjadi, maka para pelanggan menanggung beban sosial ( kehilangan waktu produktifnya secara sia-sia). Bila kejadian seperti ini terjadi, maka kemungkinan pelanggan yang menderita tersebut mengambil keputusan untuk beralih ke sumber pelayanan lain dan sudah tentu perusahaan yang memberikan pelayanan ini akan kehilangan pelanggannya. Apabila kapasitas pelayanan melebihi jumlah pemintaan pelayanan, maka sebagian fasilitas akan menganggur dan ini jelas akan memberikan kerugian bagi perusahaan pelayanan tersebut. Dengan demikian, jumlah kerugian yang menjadi beban sistem antrian adalah kerugian yang diderita oleh para pelanggan (kehilangan waktu karena menunggu) ditambah dengan kerugian yang menjadi beban perusahaan pelayanan karena fasilitas mengganggu dan kehilangan sebagian pelanggannya,

Teori antrian merupakan suatu alat analisis yang sangat membantu dalam memecahkan masalah antrian. Teori ini mencakup studi matematika yang menghasilkan informasi yang penting yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan dengan bantuan peramalan berbagai karakteristik barisan antri.

Komponen Dasar Antrian

Sistem antrian memiliki enam elemen utama, yaitu:

1. Sumber (populasi)

Salah satu karakteristik dari sumber yang perlu diketahui adalah ukuran populasi, yaitu jumlah pelanggan yang memerlukan pelayanan dari waktu ke waktu. Ukuran populasi dikatakan terbatas apabila jumlah anggota dari populasi relatif kecil atau dapat dihitung. Sebaliknya, ukuran populasi tidak terbatas apabila jumlah anggota yang cukup besar dan tidak diketahui secara persis karena jumlahnya yang besar. Karena pengertian besar dan kecil sangat relatif, maka satu-satunya cara penentuan yang dipakai adalah ada tidaknya pengaruh dari jumlah pelanggan yang sedang berada dalam sistem terhadap jumlah pelanggan dalam sistem mempengaruhi besarnya kedatangan berikutnya dan sebaliknya, populasi dikatakan tidak terbatas apabila jumlah pelanggan dalam sistem tidak mempengaruhi besarnya kedatangan berikutnya.

2. Kedatangan Pelanggan

Pola distribusi kedatangan pelanggan ke dalam sistem menentukan pola besarnya kedatangan pelanggan dalam sistem. Suatu anggapan yang biasa dibuat adalah kedatangan pelanggan kedalam sistem selalu mengikuti proses poisson. Hal ini benar apabila kedatangan pelanggan terjadi secara random dengan kecepatan kedatangan rata-rata tertentu. Anggapan lain adalah distribusi probabilitas dari selang waktu antara kedatangan dengan mengikuti distribusi eksponensial. Selang waktu antar dua kedatangan pelanggan yang berurutan disebut selang waktu kedatangan.

3. Barisan Antrian

Suatu antrian selalu ditandai dari besarnya jumlah pelanggan yang ada dalam sistem antrian untuk mendapatkan pelayanan. Tergantung dari kapasitas mesin, jumlah maksimum dari pelanggan yang dapat ditampung oleh sistem dapat terbatas atau tidak terbatas. Antrian disebut terbatas apabila jumlah pelanggan yang dibenarkan masuk ke dalam sistem dibatasi sampai jumlah tertentu. Bila pembatasan jumlah tidak ada, maka antrian disebut tidak terbatas.

4. Disiplin Pelayanan

Disiplin pelayanan adalah suatu aturan yang dikenakan dalam memilih pelanggan dari barisan antrian untuk segera dilayani. Disiplin antrian yang umum dikenal adalah:

a. FIFO (first in first out)

FIFO merupakan suatu peraturan dimana yang dilayani terlebih dahulu adalah pelanggan yang datang terlebih dahulu.

b. LIFO (last in first out)

LIFO merupakan antrian dimana yang datang paling akhir adalah yang dilayani paling awal atau paling dahulu.

c. SIRO (service in random order)

SIRO adalah antrian dimana pelayanan dilakukan secara acak.

d. Pelayanan Berdasarkan Prioritas

Dimana pelayanan didasarkan pada prioritas khusus. Pe;ayanan diberikan terlebih dahulu kepada pelanggan yang mempunyai prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan pelanggan yang mempunyai prioritas lebih rendah, meskipun pelanggan dengan prioritas lebih rendah sudah lebih dahulu tiba dalam garis tunggu (waiting list).

5. Mekanisme Pelayanan

Mekanisme pelayanan terdiri dari satu atau lebih fasilitas pelayanan yang dipasang serial. Setiap fasilitas dapat mempunyai satu atau lebih stasiun pelayanan yang paralel. Jika sistem mempunyai lebih dari satu fasilitas pelayanan, maka pelanggan akan menerima pelayanan secara serial, yaitu harus melewati serangkaian pelayanan lebih dahulu baru boleh meninggalkan sistem. Jika sistem mempunyai lebih dari satu stasiun pelayanan yang paralel, maka beberapa pelanggan dapat dilayani secara simultan. Suatu model antrian disebut model pelayanan tunggal apabila sistem hanya mempunyai satu stasiun pelayanan dan disebut model pelayanan ganda apabila sistem mempunyai sejumlah stasiun pelayanan yang paralel yang masing-masing dilayani oleh seorang pelayan.

6. Kepergian Pelanggan

Waktu yang dibutuhkan untuk pelayanan sejak pelayanan dimulai hingga selesai disebut waktu pelayanan. Seperti halnya pada kedatangan pelanggan, waktu pelayanan ini juga mempunyai distribusi probabilitas yang ditentukan berdasarkan sampling dari keadaan sebenarnya. Dalam keadaan tertentu, distribusi probabilitas ini dapat berupa distribusi Erlang, distribusi eksponensial, dan distribusi homogen. Sebelum uraian tentang model antrian ini dilanjutkan, perlu kiranya diperjelas terlebih dahulu tentang pengertian proses distribusi Poisson, karena distribusi ini akan banyak digunakan dalam model antrian.