Rabu, 30 Desember 2009

Karakteristik dan Proses Perancangan

Salah satu ciri dari aktivitas perancangan adalah bahwa selalu dimulai dari akhir dan berakhir di awal. Artinya, fokus dari semua aktivitas perancangan adalah titik akhir (deskripsi produ

Karakteristik Perancangan

Karakteristik perancangan mengalami perubahan seiring berjalannya waktu. Pada masyarakat tradisional, aktivitas perancangan dilakukan oleh orang yang sama dengan pembuat produk. Pada kondisi ini, tidak diperlukan adanya model seperti Gambar sebagai media komunikasi rancangan.

Pada masyarakat modern, aktivitas perancangan dan pembuatan produk dilakukan oleh orang yang berbeda. Dengan kata lain, orang yang merancang produk dan orang yang membuat produk adalah tidak sama. Oleh karena itu, diperlukan suatu media yang berfungsi sebagai alat komunikasi antara perancang dan pembuat produk. Media komunukasi yang sangat efektif untuk digunakan adalah Gambar teknik.Pada saat ini, proses pembuatan produk menggunakan robot dan terkomputerisasi. Media komunikasi yang digunakan adalah program-program komputer dalam kartu-kartu magnetik.

Model Perancangan Produk

Model perancangan produk dapat dibedakan menjadi dua model, yaitu model deskritif dan model preskriptif. Penjelasan singkat tentang model tersebut dipaparkan di bawah ini:

1. Model Deskritif.

Model ini menekankan pada pentingnya menghasilkan suatu konsep solusi sejak dini dalam proses perancangan. Model ini fokus pada solusi, heuristic (pengalaman sebelumnya), bersifat umum, rule of thumb.

2. Model Preskriptif.

Model ini menekankan pada kebutuhan untuk melakukan aktivitas yang lebih analitik sebelum aktivitas pembangkitan alternatif-alternatif konsep solusi. Model ini bersifat algoritmik, prosedur sistematik.

Metode Perancangan Produk

Ada dua metode yang dapat digunakan dalam melakukan aktivitas perancangan suatu produk. Metode-metode tersebut adalah metode kreatif dan metode rasional.

Metode Kreatif

Metode kreatif adalah metode perancangan yang bertujuan untuk membantu merangsang pemikiran kreatif dengan cara meningkatkan produksi Gagasan, menyisihkan hambatan mental terhadap kreativitas, atau dengan cara memperluas area pencarian solusi.

Terdapat dua jenis metode kreatif yang sering digunakan, yaitu:

1. Brainstorming, adalah metode yang bertujuan untuk merangsang sekelompok orang untuk menghasilkan sejumlah besar Gagasan dengan cepat.

2. Synectics, adalah suatu aktivitas kelompok yang mencoba membangun, mengkombinasikan, dan mengembangkan Gagasan-Gagasan untuk memberikan solusi kreatif terhadap permasalahan perancangan. Cirinya adalah membangkitkan analogi.

Metode Rasional

Metode rasional menggunakan pendekatan yang sistematik dalam merancang. Namun, metode rasional sering memiliki tujuan yang sama dengan metode kreatif, seperti memperluas daerah penelitian untuk solusi potensial, atau menjadi fasilitator tim kerja dan kelompok pengambil keputusan.

Proses-proses Dalam Perancangan Produk

Perancangan produk menurut Nigel Cross terbagi atas tujuh langkah yang mempunyai yang masing-masing mempunyai metode tersendiri. Ketujuh langkah tersebut diuraikan sebagai berikut :

1. Klarifikasi Tujuan

Langkah pertama yang penting dalam merancang adalah berupaya untuk memperjelas tujuan perancangan. Pada kenyataannya, sangat membantu dalam hasil di tiap langkah hingga hasil yang diharapkan. Akhir dari klarifikasi tujuan ini adalah sekumpulan tujuan perancangan objek yang harus dibuat walaupun tujuan-tujuan yang dibuat itu mungkin saja berubah dalam proses perancangan berikutnya.

Metode pohon tujuan memberikan bentuk dan penjelasan dari pernyataan tujuan. Metode ini menunjukkan tujuan dan sasaran yang akan dicapai dengan berbagai pertimbangan.

Prosedur pembuatan pohon tujuan ini adalah:

1. Membuat daftar tujuan tujuan perancangan

2. Susun daftar dalam urutan tujuan dari higher-level kepada lower-level.

3. Gambarkan sebuah diagram pohon tujuan, untuk menunjukkan Hubungan-Hubungan yang hierarki.

Penetapan Fungsi

Dari metode pohon tujuan, kita melihat maksud permasalahan dapat mempunyai banyak tingkatan-tingkatan perbedaan yang umum maupun secara rinci. Dengan nyata, tingkat setiap permasalahan memberi arti sangat penting bagi atau oleh perancang.

Langkah selanjutnya adalah menetapkan fungsi. Tujuannya adalah untuk menetapkan fungsi-fungsi yang diperlukan dan batas-batas sistem rancangan produk yang baru. Pada langkah ini digunakan metode analisis fungsional.

Metode analisis fungsional menawarkan seperti mempertimbangkan fungsi esensial alat, hasil atau produk atau sistem yang dirancang harus memuaskan, tidak masalah komponen fisik apa yang seharusnya digunakan. Tingkat permasalahan diputuskan dengan mendirikan pembatas di sector peletakan pengganti yang saling berkaitan dari fungsi.

Menyusun Kebutuhan

Setelah fungsi ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah menyusun kebutuhan. Langkah ketiga ini bertujuan untuk membuat spesifikasi pembuatan yang akurat yang perlu bagi desain/ rancangan.

Metode yang digunakan pada langkah ini adalah Performance Specification Model, yang prosedur pelaksanaannya adalah:

1. Mempertimbangakan tingkatan-tingkatan solusi yang berbeda yang dapat diaplikasikan.

2. Menentukan tingkatan untuk beroperasi.

3. Identifikasi atribut-atribut performansi yang diinginkan.

4. Menentukan kebutuhan performansi untuk setiap atribut.

Menetapkan Karakteristik

Selanjutnya adalah langkah yang disebut penentuan karakteristik, yang bertujuan untuk menetukan target apa yang akan dicapai oleh karakteristik teknik suatu produk sehingga dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan konsumen.

Metode yang digunakan pada langkah ini adalah QFD (Quality Function Deployment). Output dari QFD ini adalah akan dihasilkannya sebuah matrik yang disebut dengan House of Quality.

QFD mempunyai beberapa keuntungan, antara lain:

1. Memperbaiki kualitas.

2. Memperbaiki performansi perusahaan.

3. Biaya lebih rendah dalam desain dan manufaktur.

4. Menaikkan reliabilitas produk.

5. Menurunkan waktu perencanaan.

6. Menaikkan produktivitas teknikal dan staf lain.

7. Menurunkan jaminan klaim.

8. Menaikkan oportunitas marketing.

9. Menaikkan pembuatan keputusan.

Prosedur pembuatan House of Quality adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi kebutuhan konsumen dalam batas atribut produk.

2. Menentukan kepentingan relatif atribut.

3. Evaluasi atribut dari produk pesaing.

4. Menggambarkan matriksatribut produk dan karakteristik teknik.

5. Mengidentifikasi Hubungan antara karakteristik teknik dan atribut produk.

6. Mengidentifikasi interaksi antara karakteristik teknik.

7. Membuat House of Quality.

Pembangkitan Alternatif

Tujuan dari langkah ini adalah dihasilkannya solusi-solusi rancangan alternatif. Metode yang digunakan adalah metode Morphological Chart. Metode ini mendorong perancang-perancang untuk mengidentifikasi atau mencari kombinasi elemen-elemen yang baru. Tujuan dari metode ini adalah untuk memperluas pencarian bagi solusi-solusi baru yang mungkin.

Prosedur pelaksanaan metode Morphological Chart adalah:

1. Buat daftar hal-hal penting atau fungsi-fungsi yang penting untuk produksi. Daftar jangan terlalu panjang, dan harus secara luas mencakup fungsi-fungsinya.

2. Untuk tiap hal atau fungsi, buat daftar cara-cara yang dapat dicapai oleh tiap fungsi. Daftar ini dapat mencakup ide-ide baru yang dikenal baik sebagai komponen-komponen atau sub-sub solusi yang sudah ada.

3. Gambarkan sebuah peta yang berisi semua sub-sub solusi yang mungkin.

4. Identifikasi kombinasi sub-sub solusi yang dapat dijalanakan.

Evaluasi Alternatif

Alternatif-alternatif yang sudah dihasilkan kemudian akan dievaluasi untuk dipilih yang mana yang terbaik.

Pada langkah ini, digunakan metode Weighted Objective yang bertujuan untuk membandingkan nilai-nilai bantu dari setiap proposal berdasarkan kemungkinan bobot tujuan yang berbeda-beda.

Prosedur pelaksanaan metode ini adalah:

1. Daftarkan tujuan perancangan.

2. Golongkan urutan daftar tujuan.

3. Berikan Hubungan kepentingan pada tujuan.

4. Menetapkan parameter pelaksanaan atau nilai kegunaan untuk masing-masing tujuan.

5. Hitung dan bandingkan Hubungan nilai kegunaan perancangan alternatif.

Rincian Perbaikan

Banyak pekerjaan perancangan dalam praktek tidak dikaitkan dengan kreasi atas konsep perancangan baru yang radikal, tetapi pembuatan modifikasi untuk mewujudkan rancangan produk. Modifikasi ini berusaha mengembangkan suatu produk, meningkatkan penampilannya, mengurangi berat, menurunkan biaya, dan mempertinggi daya tariknya. Semua bentuk modifikasi biasanya dapat dibagi ke dalam dua tipe, yaitu modifikasi yang bertujuan meningkatkan nilai produk untuk pembeli dan mengurangi biaya bagi produsen.

Langkah pengembangan rancangan ini menggunakan metode teknik nilai. Metode teknik nilai ini bertujuan untuk meningkatkan atau mempertahankan nilai produk bagi pembeli dan mengurangi biaya bagi produsen.

Prosedur pelaksanaan metode ini adalah:

1. Membuat daftar komponen suatu produk dan mengidentifikasi fungsi dari tiap komponen.

2. Menentukan nilai dari fungsi yang diidentifikasi. Nilai inilah yang diperhatikan oleh Pelanggan.

3. Menentukan biaya komponen, setelah diselesaikan dan dipasang.

4. Mencari cara mengurangi biaya tanpa menurunkan nilai, atau menambah nilai tanpa memperbesar biaya.

5. Mengevaluasi alternatif dan menyeleksi pengembangan.

Jenis Masalah Perancangan Dan Jenis Pendekatannya2)

Sebenarnya hakekat dasar dari proses mental dalam perancangan arsitektur dalam kaitannya dengan penghasilan bentuk, tidaklah berbeda antara orang yang satu dengan yang lain. Perbedaannya terletak pada prinsip-prinsip yang dianut dan metode-metode yang digunakan.

Perbedaan ini antara lain dipengaruhi oleh ideologi yang dianut oleh seseorang; perbedaan kepribadian, perbedaan latar belakang budaya, perbedaan pelatihan profesional, dan juga perbedaan cara berpikir (Billings & Akkach,1992). Seorang perancang terlibat dalam suatu aktivitas mental yang rumit dalam menghasilkan pemecahan perancangannya.

Proses-proses mental ini dan aktivitas mental lain yang terkait, menurut Billings dan Akkach (1992), beroperasi didalam suatu 'matrix mental' yang terjalin dari suatu jaringan prinsip-prinsip, pemikiran, nilai-nilai, aksioma, mitologi, dan sebagainya.



Selasa, 08 Desember 2009

PERENCANAAN PROSES

Perencanaan Proses

Perencanaan adalah proses mendasar yang dengan proses itu kita menentukan apa tujuan kita dan bagaimana kita akan mencapainya. Perencanaan juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terintegrasi yang bertujuan untuk memaksimumkan efektivitas keseluruhan usaha sebagai suatu sistem yang sesuai dengan tujuan perusahaan tersebut.

Sedikitnya ada tiga hal yang perlu diperhatikan dari kedua definisi tersebut yaitu :

1. Setiap perencanaan diarahkan pada tujuan yang hendak dicapai di masa yang akan datang.

2. Setiap perencanaan merupakan proses mendasar yang mengandung kegiatan – kegiatan terpadu untuk mencapainya.

3. Setiap perencanaan perlu memaksimumkan efektivitas sumber daya dan memaksimumkan pemanfaatannya dengan cara meningkatkan efisiensi.

Dalam pelaksanaan kegiatan atau aktivitas kerja yang kompleks dikehendaki agar dapat digunakan teknik atau metode yang dapat membantu kelancaran tugas seperti penjadwalan serta pengawasannya. Selanjutnya perencana kegiatan akan memperluas pertanyaan – pertanyaan tersebut dengan memberikan jawaban – jawaban yang relevan seperti :

a. Oleh siapakah (who) kegiatan tersebut nantinya akan dilaksanakan.

b. Kapan (when) dan dalam waktu berapa lama kegiatan tersebut akan direalisasikan.

c. Dimana (where) kegiatan tersebut akan diselenggarakan dan sumber – sumber apa sajakah (material, mesin, peralatan kerja, manusia. Energi, uang dan lain – lain ) yang akan diperlukan untuk pelaksaannya.

Definisi dari Process Planning menurut ANSI Standar Z94.10 1972 adalah: “a procedure for determining the operations or actions necessary to transform material from one state to another”. Sedangkan Bedworth pada bukunya yang berjudul Computer – Integrated Design and Manufacturing lebih tajam lagi mengatakan Process Planning adalah: “The preparation of a set of instructions that describe how to fabricate a part or build an assembly which will satisfy engineering design specifications”.

Sekumpulan instruksi tersebut membahas mengenai urutan pengerjaan, mesin dan tool yang digunakan, material yang dipakai, toleransi, parameter pemesinan dan lain – lain. Prosedur perencanaan proses meliputi beberapa tugas, yaitu pemilihan proses, pemilihan alat potong, pemilihan parameter pemesinan, pemilihan mesin, pemilihan metode pencekaman, pengurutan operasi dan penentuan gerak pahat. Pemilihan operasi bergantung pada bentuk yang akan dihasilkan dan kemampuan dari mesin yang akan digunakan. Pada umumnya pemilihan mesin ditentukan oleh operasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk akhir.

Langkah-langkah dalam pembuatan rencana proses:

1. Identifikasi semua bentuk dari part

2. Identifikasi feature dan catatan berkaitan proses manufaktur melalui gambar teknik

3. Tentukan jenis material yang digunakan

4. Identifikasi datum surface

5. Pilih mesin untuk setiap proses

6. Tentukan operasi apa saja yang diperlukan dalam pembuatan feature

BOM (Bill Of Material)

Bill of material adalah sebuah daftar jumlah komponen, campuran bahan, dan bahan baku yang diperlukan untuk membuat suatu produk. Bill Of Material tidak hanya menspesifikasikan produksi, tapi juga berguna untuk pembebanan biaya, dan dapat dipakai sebagai daftar bahan yang harus dikeluarkan untuk karyawan produksi atau perakitan. Bill Of Material digunakan dengan cara ini, biasanya dinamakan daftar pilih. Adapun jenis BOM adalah:

- Modular Bills yaitu bill of material yang dapat diatur di seputar modul produk, modul merupakan komponen yang dapat diproduksi dan dirakit menjadi satu unit produk.

- Planning Bills dan Phanton Bills.

Bill untuk perencanaan diciptakan agar dapat menugaskan induk buatan kepada bill of materialnya. Sedangkan Phantom Bill adalah bill of material untuk komponen, biasanaya sub-sub perakitan yang hanya ada untuk sementara waktu.

- Low-level coding atas suatu bahan dalam bill of material diperlukan apabila ada produk yang serupa supaya dapat membedakannya diberikan kode.

Pengukuran waktu kerja (time study) adalah suatu aktivitas untuk menentukan waktu yang dibutuhkan oleh operator (yang memiliki skill rata – rata dan terlatih baik) dalam melaksanakan sebuah kegiatan kerja dalam kondisi dan tempo kerja yang normal. Tujuan pokok dari aktivitas ini dengan sendirinya akan berkaitan erat dengan menetapkan waktu baku (standar).

Untuk menjelaskan prosedur penentuan waktu baku terlebih dahulu dipahami beberapa definisi seperti berikut :

1. Waktu normal (normal time)

Waktu yang diperlukan untuk seorang operator yang terlatih dan memiliki kemampuan rata – rata untuk melaksanakan suatu aktivitas di bawah kondisi dan tempo kerja normal.

2. Tempo kerja normal (normal pace)

Merupakan tempo kerja atau performansi kerja yang ditunjukkan oleh seorang operator yang memiliki ketrampilan rata – rata, terlatih baik dan dengan kesadaran tinggi mau bekerja secara normal (tidak terlalu cepat dan juga tidak terlalu lambat) selama 8 jam/hari (1 shift kerja).

3. Waktu pengamatan (actual time)

Adalah waktupengamatan yang diperoleh dari hasil pengamatan dan pengukuran waktu yang diperlukan seorang operator untuk menyelesaikan sebuah aktivitas atau elemen kerja.

4. Kelonggaran waktu (allowance time)

Merupakan sejumlah waktu yang harus ditambahkan dalam waktu normal (normal time) untuk mengantisipasi terhadap kebutuhan – kebutuhan waktu guna melepaskan lelah (fatique), kebutuhan – kebutuhan yang bersifat pribadi (personal needs) dan kondisi – kondisi menunggu yang bias dihindarkan ataupun tidak bias dihindarkan.

Penelitian dan analisa metode kerja pada dasrnya akan memusatkan perhatiannya pada bagaimana (how) suatu kegiatan akan bisa diselesaikan secara efektif. Di sini suatu kegiatan akan dikatakan diselesaikan secara efisien apabila waktu penyelesainnya berlangsung paling singkat. Untuk menghitung waktu standar penyelesasian suatu kegiatan, maka diperlukan aktivitas pengukuran kerja (work measurement atau time study). Pengukuran waktu kerja akan menghasilkan waktu atau output standar yang mana hal tersebut kemudian bermanfaat untuk :

1. man power planning.

2. estimasi biaya – biaya untuk upah karyawan.

3. penjadwalan produksi dan penganggaran.

4. perencanaan sistem pemberian bonus dan intensif bagi karyawan yang berprestasi.

5. indikasi keluaran (output) yang mampu dihasilkan oleh seorang pekerja.

Waktu standar secara definitif dinyatakan sebagai waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja memiliki tingkat kemampuan rata – rata untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Waktu standar tersebut sudah mencakup kelonggaran waktu (allowance time) yang diberikan dengan memperhatikan situasi dan kondisi yang harus diselesaikan.

Ada berbagai cara untuk mengukur dan menetapkan waktu standar. Dalam beberapa kasus sering kali industri hanya sekedar membuat estimasi waktu dengan berdasarkan pengalaman historis. Umumnya penetapan waktu standar dilaksanakan dengan cara pengukuran kerja seperti :

a. Stopwatch time study

Metode ini merupakan teknik pengukuran kerja dengan menggunakan stopwatch sebagai alat pengukur waktu yang ditunjukkan dalam penyelesaian suatu aktivitas yang diamati. Waktu yang berhasil diukur dan dicatat kemudian dimodifikasikan dengan mempertimbangkan tempo kerja operator dan menambahkannya dengan allowance.

b. Sampling Kerja (work sampling)

Sampling kerja adalah suatu aktivitas pengukuran kerja untuk mengestimasikan proporsi waktu yang hilang (idle/delay) selama siklus kerja berlangsung atau untuk melihat proporsi kegiatan yang tidak produktif. Pengamatan dilaksanakan secara random selama silkus kerja berlangsung untuk beberapa saat tertentu.

c. Standar Data (time study satndard data)

Standar data adalah pengukuran bilaman dijumpai sutu kegiatan lain tetapi memiliki unsur – unsur elemen aktivitas yang sama dengan yang distandarkan maka pengukur tinggal mengambil dan mengaplikasikannya langsung dari data yang dimiliki.

d. Predetermined Time Sudy

Mengukur waktu dari setiap elemen – elemen gerakan atau elemen – elemen kerja terkecil tersebut maka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu kegiatan bisa ditentukan dengan cara mensintesakan waktu – waktu elemen gerakan yang sesuai.

Stopwatch time study dan sampling kerja adalah cara pengukuran kerja secara langsung. Sedangkan Standar Data dan Predetermined Time Sudy merupakan pengukuran kerja tidak langsung.

Senin, 07 Desember 2009

MANAJEMEN PROYEK

Defenisi Manajemen

Manajemen merupakan proses terpadu dimana individu-individu sebagai bagian dari organisasi dilibatkan untuk merencanakan, mengorganisasikan, menjalankan dan mengendalikan aktivitas-aktivitas, yang kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan dan berlangsung terus-menerus seiring dengan berjalannya waktu.

Agar proses manajemen berjalan lancar, diperlukan sistem serta struktur organisasi yang solid. Pada organisasi tersebut, seluruh aktivitasnya haruslah berorientasi pada pencapaian sasaran. Organisasi tersebut berfungsi sebagai wadah untuk menuangkan konsep, ide-ide serta pemikiran dari individu-individu yang memikul tanggung jawab manajemen. Jadi, dapat dikatakan bahwa manajemen merupakan suatu rangkaian tanggung jawab yang berhubungan erat satu sama lainnya.

Selain itu, dalam pencapaian tujuan, terdapat beberapa fungsi manajerial lainnya yang diemban oleh pihak manajemen yakni sebagai inspirator, motivator, fasilitator, auditor, acsessor, executor dan lain-lain. Penekanan mana yang lebih penting dari fungsi-fungsi tersebut tergantung pada permasalahan yang dihadapi para manajer dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

Selanjutnya, apabila kedalam suatu manajemen diberikan masukan-masukan (input) secukupnya, maka diharapkan manajemen dapat menghasilkan keluaran-keluaran (output), yaitu tercapainya tujuan ataupun sasaran sebagaimana diharapkan.

1.2. Defenisi Proyek

Sebuah proyek merupakan suatu usaha/aktivitas yang kompleks, tidak rutin, dibatasi oleh waktu, anggaran, resources dan spesifikasi performansi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Sebuah proyek juga dapat diartikan sebagai upaya atau aktivitas yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran dan harapan-harapan penting dengan menggunakan anggaran dana serta sumber daya yang tersedia, yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.

Proyek selalu melibatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Senantiasa dibutuhkan pemberdayaan sumber daya yang tersedia, yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran, dan harapan penting tertentu. Aktivitas/kegiatan-kegiatan pada proyek merupakan sebuah mata rantai, yang dimulai sejak dituangkannya ide, direncanakan, kemudian dilaksanakan, sampai benar-benar memberikan hasil yang sesuai dengan perencanaannya semula. Akhirnya kita akan dapat melihat bahwa pelaksanaan proyek pada umumnya merupakan rangkaian mekanisme tugas dan kegiatan yang kompleks, membentuk saling ketergantungan, dan secara otomatis mengandung permasalahan tersendiri.

Proyek merupakan aktivitas yang bersifat temporer. Selalu ada pembatasan dalam pelaksanaannya dan juga skalanya tertentu pula.

Dalam kehidupan sehari-hari ada sekumpulan aktivitas yang mirip dengan proyek, tetapi diberi istilah program. Bila dibandingkan dengan proyek, program mempunyai jangka waktu yang lebih lama, lingkupnya lebih luas dan sumberdaya yang dibutuhkan juga lebih banyak. Contohnya adalah program reboisasi nasional, program imunisasi anak, program wajib belajar 9 tahun, program Inpres Desa Tertinggal (IDT), program Keluarga Berencana, dan lain sebagainya.

Untuk membedakan antara proyek dan program, maka berikut ini adalah beberapa karakteristik yang dimiliki oleh proyek, yakni:

1. Memiliki sebuah tujuan tetentu

2. Memiliki titik (saat) awal dan titik akhir tertentu

3. Melibatkan beberapa departemen dan profesi

4. Seringkali melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya

5. Spesifik dalam waktu, biaya dan syarat performansi

1.3. Manajemen Proyek

Dari sub bab 1.1 dan 1.2. telah digambarkan dengan jelas defenisi manajemen dan defenisi proyek. Sehingga akhirnya dapat ditarik benang merah diantara keduanya. Manajemen proyek dapat diartikan sebagai penataan serta pengorganisasian atas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan proyek.

Dengan perkataan lain, manajemen proyek adalah kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan sumber daya organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan sumber daya tertentu pula. Manajemen proyek sangat cocok untuk suatu lingkungan bisnis yang menuntut kemampuan akuntansi, fleksibilitas, inovasi, kecepatan, dan perbaikan yang berkelanjutan.

1.4. Jenis-jenis Proyek

Terdapat berbagai jenis kegiatan proyek, yakni kegiatan-kegiatan yang terkait dengan pengkajian aspek ekonomi, masalah lingkungan, desain engineering, marketing, manufaktur,dan lain-lain.

Secara realita, kita tidak dapat membagi proyek-proyek kepada satu jenis tertentu saja, karena umumnya merupakan kombinasi dari beberapa jenis kegiatan sekaligus. Namun berdasarkan aktivitas yang paling dominan dilakukan pada sebuah proyek, maka jenis-jenis proyek dapat dikategorikan pada:

  1. Proyek Engineering-konstruksi, aktivitas utama jenis proyek ini terdiri dari pengkajian kelayakan, desain Engneering, pengadaan dan konstruksi. Contoh : pembangunan real estate, jalan layang, bangunan pabrik, dan lain-lain.
  2. Proyek Engineering Manufaktur, aktivitas proyek ini adalah untuk menghasilkan produk baru. Jadi proyek manufaktur merupakan proses untuk menghasilkan produk baru. Contoh : pembuatan boiler, kendaraan, komputer, dan lain-lain.
  3. Proyek Pelayanan Manajemen, aktivitas utamanya antara lain adalah : merancang sistem informasi manajemen, merancang program efisiensi dan penghematan, diversifikasi, penggabungan dan pengambilalihan, memberikan bantuan emergency untuk daerah yang terkena musibah, merancang strategi untuk mengurangi kriminalitas dan penggunaan obat-obatan terlarang, dan lain lain.
  4. Proyek Penelitian dan Pengembangan, aktivitas utamanya adalah melakukan penelitian dan pengembangan suatu produk tertentu. Misalnya, penelitian pengaruh penggunaan metode tertentu dalam pembuatan sebuah produk, penelitian pengaruh tingkat pendidikan terhadap kesadaran berpolitik, dan lain sebagainya.
  5. Proyek Kapital, biasanya digunakan oleh sebuah badan usaha atau pemerintah. Proyek kapital umumnya meliputi : pembebasan tanah, penyiapan lahan, pembelian material dan peralatan, manufaktur dan konstruksi pembangunan fasilitas produksi.

Berdasarkan uraian diatas, untuk satu jenis proyek yang memiliki beberapa aktivitas sekaligus maka pembagian jenisnya adalah merupakan kombinasi. Sebagai contoh adalah proyek pembuatan sumur minyak dan gas, dari segi pembangunannya, dapat digolongkan sebagai proyek Engineering-konstruksi tetapi dari seluruh tahapan dan biaya yang dibutuhkan pada pelaksanaannya dapat di kategorikan pada Proyek Kapital.

1.5. Pentingnya Manajemen Proyek

Manajemen proyek kini merupakan sebuah manajemen yang dibutuhkan secara khusus. Masa mendatang menjanjikan satu peningkatan peran manajemen proyek dalam mendukung organisasi-organisasi kearah strategis. Ada beberapa alasan yang menguatkan pentingnya Manajemen Proyek yakni:

1. Kompresi Daur Hidup Produk

Manajemen proyek semakin penting karena daur hidup produk semakin pendek. Sebagai contoh, pada masa dahulu, siklus kehidupan sebuah produk bisa mencapai 10 hingga 15 tahun. Namun saat ini industri berteknologi tinggi memiliki siklus daur hidup rata-rata 1,5 sampai 3 tahun. Siklus yang semakin pendek ini akan memaksa produsen untuk secepat mungkin memasarkan produk mereka.

Oleh karenanya, kecepatan menghasilkan produk merupakan sebuah keuntungan kompetitif, sehingga banyak organisasi yang menghandalkan fungsi silang dari tim-tim proyek untuk mendapatkan produk dan jasa baru dengan secepat mungkin.

2. Kompetisi Global

Saat ini, permintaan pasar tidak hanya pada produk dan jasa yang murah tetapi juga pada produk dan jasa yang terbaik. Inilah yang mengakibatkan timbulnya sertiifikasi ISO yang merupakan suatu persyaratan dalam menjalankan bisnis. ISO merupakan standard internasional untuk manajemen mutu dan jaminan mutu. Standard-standar ini mencakup perancangan, pembelian, jaminan mutu, dan proses pengiriman mulai dari perbankan sampai manufaktur. Manajemen mutu sangat berkaitan dengan manajemen proyek. Kebanyakan, awal dari teknik manajemen proyek berada pada ruang lingkup manajemen mutu.

Meningkatnya tekanan untuk mengurangi biaya-biaya akan menyebabkan operasi pabrik di negara maju akan berpindah ke negara berkembang. Proyek-proyek ini sangat penting, akan tetapi perpindahan ini akan mengakibatkan ketatnya penjadwalan dan anggaran dana agar lebih tepat waktu, efisien, dan mudah dalam penyelesaiannya.

3. Perkembangan Pengetahuan yang Pesat

Perkembangan yang pesat dalam pengetahuan, telah meningkatkan kompleksitas proyek. Sebagai contoh, pembangunan jalan pada masa dahulu merupakan sebuah proses yang sederhana. Saat ini, terjadi peningkatan kompleksitas terutama untuk jalan layang, maupun jalan antar propinsi. Hal ini berpengaruh terhadap spesifikasi, penggunaan bahan, peraturan, nilai estetika, peralatan dan lain sebagainya, yang akhirnya semakin kompleks juga. Hal yang sama, juga terlihat pada dunia digital saat ini, hampir tidak ada peralatan elektronik yang tidak memiliki mikrochip di dalamnya. Kompleksitas produk ini telah meningkatkan kebutuhan terhadap integrasi teknologi. Hal ini membuat kebutuhan terhadap manajemen proyek meningkat dan menjadi sangat penting.

4. Perampingan Badan Usaha

Pada dekade terakhir dapat dilihat aksi-aksi restrukturisasi pada perusahaan. Perampingan berbasis kompetensi-kompetensi inti menjadi penting untuk keberlangsungan suatu badan usaha. Perampingan badan usaha juga berpengaruh pada cara organisasi dalam menangani proyek-proyek. Perusahaan outsource merupakan bagian penting dari pelaksanaan proyek, sehingga manajer proyek tidak hanya menangani personil-personil yang ada pada perusahaan mereka, tetapi juga harus mampu bersinergi dengan pihak lain.

5. Fokus pada Pelanggan

Peningkatan kompetensi harus difokuskan pada kepuasan pelanggan. Pelanggan tidak lagi menginginkan produk dan jasa-jasa yang umum. Mereka menginginkan produk dan jasa yang dapat benar-benar memenuhi kebutuhan mereka. Persyaratan ini sangat membutuhkan hubungan kerja sama yang lebih dekat antara produsen dan konsumen. Eksekutif-eksekutif keuangan dan sales representative dapat berperan sebagai pimpinan proyek ketika fokus proyek adalah pada pemenuhan kebutuhan dan permintaan dari pelanggan.

Sebuah organisasi professional untuk para ahli manajemen proyek didirikan dengan nama Project Manajement Institute (PMI). Organisasi ini memiliki anggota lebih dari 240.000 orang dari 160 negara, yang mempraktekkan manajemen proyek di berbagai area industri meliputi otomotif, konstruksi, jasa financial, teknologi informasi dan telekomunikasi, dan lain-lain.