Selasa, 08 Desember 2009

PERENCANAAN PROSES

Perencanaan Proses

Perencanaan adalah proses mendasar yang dengan proses itu kita menentukan apa tujuan kita dan bagaimana kita akan mencapainya. Perencanaan juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terintegrasi yang bertujuan untuk memaksimumkan efektivitas keseluruhan usaha sebagai suatu sistem yang sesuai dengan tujuan perusahaan tersebut.

Sedikitnya ada tiga hal yang perlu diperhatikan dari kedua definisi tersebut yaitu :

1. Setiap perencanaan diarahkan pada tujuan yang hendak dicapai di masa yang akan datang.

2. Setiap perencanaan merupakan proses mendasar yang mengandung kegiatan – kegiatan terpadu untuk mencapainya.

3. Setiap perencanaan perlu memaksimumkan efektivitas sumber daya dan memaksimumkan pemanfaatannya dengan cara meningkatkan efisiensi.

Dalam pelaksanaan kegiatan atau aktivitas kerja yang kompleks dikehendaki agar dapat digunakan teknik atau metode yang dapat membantu kelancaran tugas seperti penjadwalan serta pengawasannya. Selanjutnya perencana kegiatan akan memperluas pertanyaan – pertanyaan tersebut dengan memberikan jawaban – jawaban yang relevan seperti :

a. Oleh siapakah (who) kegiatan tersebut nantinya akan dilaksanakan.

b. Kapan (when) dan dalam waktu berapa lama kegiatan tersebut akan direalisasikan.

c. Dimana (where) kegiatan tersebut akan diselenggarakan dan sumber – sumber apa sajakah (material, mesin, peralatan kerja, manusia. Energi, uang dan lain – lain ) yang akan diperlukan untuk pelaksaannya.

Definisi dari Process Planning menurut ANSI Standar Z94.10 1972 adalah: “a procedure for determining the operations or actions necessary to transform material from one state to another”. Sedangkan Bedworth pada bukunya yang berjudul Computer – Integrated Design and Manufacturing lebih tajam lagi mengatakan Process Planning adalah: “The preparation of a set of instructions that describe how to fabricate a part or build an assembly which will satisfy engineering design specifications”.

Sekumpulan instruksi tersebut membahas mengenai urutan pengerjaan, mesin dan tool yang digunakan, material yang dipakai, toleransi, parameter pemesinan dan lain – lain. Prosedur perencanaan proses meliputi beberapa tugas, yaitu pemilihan proses, pemilihan alat potong, pemilihan parameter pemesinan, pemilihan mesin, pemilihan metode pencekaman, pengurutan operasi dan penentuan gerak pahat. Pemilihan operasi bergantung pada bentuk yang akan dihasilkan dan kemampuan dari mesin yang akan digunakan. Pada umumnya pemilihan mesin ditentukan oleh operasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk akhir.

Langkah-langkah dalam pembuatan rencana proses:

1. Identifikasi semua bentuk dari part

2. Identifikasi feature dan catatan berkaitan proses manufaktur melalui gambar teknik

3. Tentukan jenis material yang digunakan

4. Identifikasi datum surface

5. Pilih mesin untuk setiap proses

6. Tentukan operasi apa saja yang diperlukan dalam pembuatan feature

BOM (Bill Of Material)

Bill of material adalah sebuah daftar jumlah komponen, campuran bahan, dan bahan baku yang diperlukan untuk membuat suatu produk. Bill Of Material tidak hanya menspesifikasikan produksi, tapi juga berguna untuk pembebanan biaya, dan dapat dipakai sebagai daftar bahan yang harus dikeluarkan untuk karyawan produksi atau perakitan. Bill Of Material digunakan dengan cara ini, biasanya dinamakan daftar pilih. Adapun jenis BOM adalah:

- Modular Bills yaitu bill of material yang dapat diatur di seputar modul produk, modul merupakan komponen yang dapat diproduksi dan dirakit menjadi satu unit produk.

- Planning Bills dan Phanton Bills.

Bill untuk perencanaan diciptakan agar dapat menugaskan induk buatan kepada bill of materialnya. Sedangkan Phantom Bill adalah bill of material untuk komponen, biasanaya sub-sub perakitan yang hanya ada untuk sementara waktu.

- Low-level coding atas suatu bahan dalam bill of material diperlukan apabila ada produk yang serupa supaya dapat membedakannya diberikan kode.

Pengukuran waktu kerja (time study) adalah suatu aktivitas untuk menentukan waktu yang dibutuhkan oleh operator (yang memiliki skill rata – rata dan terlatih baik) dalam melaksanakan sebuah kegiatan kerja dalam kondisi dan tempo kerja yang normal. Tujuan pokok dari aktivitas ini dengan sendirinya akan berkaitan erat dengan menetapkan waktu baku (standar).

Untuk menjelaskan prosedur penentuan waktu baku terlebih dahulu dipahami beberapa definisi seperti berikut :

1. Waktu normal (normal time)

Waktu yang diperlukan untuk seorang operator yang terlatih dan memiliki kemampuan rata – rata untuk melaksanakan suatu aktivitas di bawah kondisi dan tempo kerja normal.

2. Tempo kerja normal (normal pace)

Merupakan tempo kerja atau performansi kerja yang ditunjukkan oleh seorang operator yang memiliki ketrampilan rata – rata, terlatih baik dan dengan kesadaran tinggi mau bekerja secara normal (tidak terlalu cepat dan juga tidak terlalu lambat) selama 8 jam/hari (1 shift kerja).

3. Waktu pengamatan (actual time)

Adalah waktupengamatan yang diperoleh dari hasil pengamatan dan pengukuran waktu yang diperlukan seorang operator untuk menyelesaikan sebuah aktivitas atau elemen kerja.

4. Kelonggaran waktu (allowance time)

Merupakan sejumlah waktu yang harus ditambahkan dalam waktu normal (normal time) untuk mengantisipasi terhadap kebutuhan – kebutuhan waktu guna melepaskan lelah (fatique), kebutuhan – kebutuhan yang bersifat pribadi (personal needs) dan kondisi – kondisi menunggu yang bias dihindarkan ataupun tidak bias dihindarkan.

Penelitian dan analisa metode kerja pada dasrnya akan memusatkan perhatiannya pada bagaimana (how) suatu kegiatan akan bisa diselesaikan secara efektif. Di sini suatu kegiatan akan dikatakan diselesaikan secara efisien apabila waktu penyelesainnya berlangsung paling singkat. Untuk menghitung waktu standar penyelesasian suatu kegiatan, maka diperlukan aktivitas pengukuran kerja (work measurement atau time study). Pengukuran waktu kerja akan menghasilkan waktu atau output standar yang mana hal tersebut kemudian bermanfaat untuk :

1. man power planning.

2. estimasi biaya – biaya untuk upah karyawan.

3. penjadwalan produksi dan penganggaran.

4. perencanaan sistem pemberian bonus dan intensif bagi karyawan yang berprestasi.

5. indikasi keluaran (output) yang mampu dihasilkan oleh seorang pekerja.

Waktu standar secara definitif dinyatakan sebagai waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja memiliki tingkat kemampuan rata – rata untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Waktu standar tersebut sudah mencakup kelonggaran waktu (allowance time) yang diberikan dengan memperhatikan situasi dan kondisi yang harus diselesaikan.

Ada berbagai cara untuk mengukur dan menetapkan waktu standar. Dalam beberapa kasus sering kali industri hanya sekedar membuat estimasi waktu dengan berdasarkan pengalaman historis. Umumnya penetapan waktu standar dilaksanakan dengan cara pengukuran kerja seperti :

a. Stopwatch time study

Metode ini merupakan teknik pengukuran kerja dengan menggunakan stopwatch sebagai alat pengukur waktu yang ditunjukkan dalam penyelesaian suatu aktivitas yang diamati. Waktu yang berhasil diukur dan dicatat kemudian dimodifikasikan dengan mempertimbangkan tempo kerja operator dan menambahkannya dengan allowance.

b. Sampling Kerja (work sampling)

Sampling kerja adalah suatu aktivitas pengukuran kerja untuk mengestimasikan proporsi waktu yang hilang (idle/delay) selama siklus kerja berlangsung atau untuk melihat proporsi kegiatan yang tidak produktif. Pengamatan dilaksanakan secara random selama silkus kerja berlangsung untuk beberapa saat tertentu.

c. Standar Data (time study satndard data)

Standar data adalah pengukuran bilaman dijumpai sutu kegiatan lain tetapi memiliki unsur – unsur elemen aktivitas yang sama dengan yang distandarkan maka pengukur tinggal mengambil dan mengaplikasikannya langsung dari data yang dimiliki.

d. Predetermined Time Sudy

Mengukur waktu dari setiap elemen – elemen gerakan atau elemen – elemen kerja terkecil tersebut maka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu kegiatan bisa ditentukan dengan cara mensintesakan waktu – waktu elemen gerakan yang sesuai.

Stopwatch time study dan sampling kerja adalah cara pengukuran kerja secara langsung. Sedangkan Standar Data dan Predetermined Time Sudy merupakan pengukuran kerja tidak langsung.

1 komentar: